Pengertian
Konflik.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan,
pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu configure yang
berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan sebagai proses
social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Jika
dilihat definisi secara sosiologis, konflik senantiasa ada dalam kehidupan
masyarakat sehingga konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat
diminimalkan.
Beberapa Faktor Penyebab
Konflik.
Perbedaan individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
Perbedaan
kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
Orang dari
kebudayaan berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya
berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula.
Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat
timbulnya konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia
merupakan mahkluk yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda.
Berbeda pendirian, pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu
tentu timbul perbedaan kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda.
Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan
sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna.
Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal
persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas
yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan
yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan
merupakan suatu hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi
perubahan yang sangat cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat
pedesaan yang secara umum matapencariannya bertani yang hidupnya
bergotong-royong dengan jadwal waktu yang relative tidak mengikat, kemudian
tumbuh suatu industry dengan waktu yang relative cepat dengan kebiasaan
cenderung individualis, disiplin kerja dan waktu kerja ditentukan, yang secara
umum mengubah nilai-nilai masyarakat desa tadi, tentu akan menimbulkan
konflik berupa penolakan diadakannya industry di wilayah itu.
Akibat-akibat
dari konflik.
Konflik
dapat baik dan tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
- Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
- Menghambat keeratan hubungan.
- Karena komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang berkonflik.
- Mengganggu kerja sama.
- Hubungan yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
- Mengganggu proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
- Kerja sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
- Menimbulkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
- Karena produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
- Yang kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik
berakibat baik seperti:
- Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
- Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
- Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
- Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif.
- Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Sedangkan
menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas :
- Konflik intrapersonal.
- Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
- Konflik interpersonal.
- Konflik ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan tujuan.
- Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik interorganisasi.
- Konflik antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
Mengatasi
konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak
yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari
pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk
mengatasi konflik yang telah terjadi :
- Rujuk
- merupakan usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
- Persuasi
- mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
- Tawar-menawar
- Suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang dapat diterima.
- Pemecahan masalah terpadu
- Usaha pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
- Penarikan diri
- Cara menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
- Pemaksaan dan penekanan
- Cara menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara terpaksa.
Pengertian dan Teori Motivasi
Motivasi merupakan
kata "ajaib". Sebab kata "motivasi" mengandung
makna"tiada tapi ada". Motivasi sulit dibuktikan secara kasat mata
keberadaannya dalam diri kita Tidak pernah terlihat dalam penampilan kita
(karena yang Anda lihat dalam penampilan seseorang sebetulnya bukan motivasi,
tapi gejala motivasi). Tersimpan rapi dalam lubuk "misteri"
kemanusiaan. Namun walau motivasi tak kasat mata, tapi keberadaannya diakui,
baik secara ilmiah maupun awam. Bukan hanya diakui, tapi juga dianggap sebagai
salah satu faktor yang paling bertanggung jawab terhadap keberadaan manusia itu
sendiri.
Manusia bisa
dikatakan manusia karena ia (salah satunya) memiliki motivasi. Makhluk hidup
lainnya tak memiliki motivasi. Jikapun makhluk hidup lainnya, seperti binatang
misalnya, dianggap memiliki motivasi, maka itu hanyalah "motivasi pada
tingkat yang amat rendah". Istilah yang lebih tepatnya mungkin adalah
insting (naluri). Namun motivasi pada manusia berbeda dengan
"motivasi" pada makhluk hidup lainnya. Motivasi pada manusia sangat
luar biasa, la tak memiliki batas, la tak terhingga. Sampai saat ini belum ada
orang yang mampu mengukur sampai sejauh mana batas motivasi manusia. Bahkan
motivasi mampu menembus berbagai "batas" yang dibuat alam dan manusia
itu sendiri. Inilah "ajaibnya" motivasi pada diri manusia.
"Keajaiban" motivasi membuat peradaban
ma¬nusia selalu berubah setiap saat Motivasi dituding sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap perubahan peradaban manusia. Setiap perubahan, baik
dalam lingkup pribadi, organisasi, masyarakat, negara, dan dunia membutuhkan
motivasi sebagai pemicu awalnya. Tanpa motivasi perubahan tak akan terjadi. Dan
tanpa perubahan tak mungkin manusia bisa memiliki peradaban. Tanpa peradaban
manusia tak ubahnya bagai binatang. Manusia dapat bergerak menuju peradaban
yang semakin maju karena motivasi. Karena itu, motivasi merupakan faktor
terpenting yang membuat manusia (dalam pengertian wujud) berubah menjadi
manusia yang sesungguhnya (dalam pengertian kualitas). Tanpa motivasi, manusia
tak ubahnya bagai binatang berkaki dua.
Apakah
Motivasi Itu?
Bayangkanlah
sebuah komputer yang diciptakan dan dibangun oleh otak paling jenius yang
dimiliki sejumlah orang. Komputer yang diciptakan sebesar lapangan sepak bola.
Harganya sangat mahal. Teknologinya sangat canggih. Semua orang akan
terkagum-kagum dibuatnya. Tapi tahukah Anda bahwa setiap orang memiliki
"komputer" semacam itu dalam dirinya? Itulah otak manusia.
Namun
sayangnya, otak manusia belum seluruhnya termanfaatkan. Otak manusia yang
demikian dashyat tersebut masih "tidur". Kalangan peneliti terus
menerus mengeluarkan pernyataan bahwa sampai saat ini baru bagian amat kecil
dari otak manusia yang dipahami dan dimanfaatkan. Mungkin, pada dasawarsa ini
pengetahuan dan pemanfaatan otak manusia akan lebih optimal.
Lalu apa
hubungannya antara otak manusia dengan motivasi? Karena motivasi muncul dari
otak manusia. Motivasi merupakan salah satu kerja otak. jika otak manusia itu
ibarat komputer canggih, maka motivasi yang muncul dari otak juga
"canggih". Motivasi merupakan gabungan dari berbagai faktor yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku. Motivasi merupakan
dorongan untuk melakukan sesuatu. la mampu mendorong seseorang untuk berbuat
atau tidak berbuat. Mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat
melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan turun sesuai "perintah"
otak. Ketika motivasi meningkat, maka dorongan untuk bertingkah laku tertentu
juga meningkat Sebaliknya, ketika motivasi menurun (lemah), maka dorongan untuk
melakukan tingkah laku tertentu juga menurun.
Setiap orang
pasti memiliki motivasi. Motivasi setiap orang berbeda tingkatannya tergantung
dari stimulus (rangsangan) yang diberikan otak kepadanya. Selain berbeda
tingkatannya, motivasi juga memiliki objek (sasaran) yang berbeda bagi setiap
orang. Belum tentu setiap orang memiliki sasaran motivasi yang sama dengan
tingkatan yang sama pula. Sebagai contoh, ada orang yang termotivasi dengan
uang (terdorong melakukan sesuatu karena diberikan uang), tapi ada juga yang
tidak. Yang termotivasi dengan uangpun berbeda-beda tingkatannya,ada yang
tinggi tingkatan motivasinya, tapi ada juga yang biasa-biasa saja tingkatan
motivasinya terhadap uang.
Motivasi
juga sangat berkaitan dengan kemampuan. Hal itu karena ada kemampuan yang terdapat
pada orang yang memiliki motivasi tinggi. Sebagai misal, pernahterjadi
kecelakaan mobil yang menimpa seorang i dan bayinya. Mobil yang dikemudikan
sang ibu terbalik dan berhenti dalam posisi miring. Sang ibu sendiri terlempar
ke luar tanpa cidera berarti, sementara bayinya berada di dalam mobil persis di
bagian sisi mobil yang miring. Ketika regu penolong sampai di tempat kejadian,
sang ibu terlihat bersimpuh sambil mendekap dan menimang bayinya, yang juga
tidak cidera. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan rumah
sakit menunjukkan bahwa tulang belakang si ibu retak. Kemudian kejadiannya
menjadi jelas. Sang ibu yang berperawakan kecil itu membalikkan mobilnya ke
posisi dengan empat rodanya di bawah, lalu dengan susah payah mengeluarkan
bayinya dari dalam mobil dengan menggunakan kedua kakinya. Dalam upaya
mengeluarkan bayinya itulah tulang belakang sang ibu retak. Dalam keadaan
normal, tidaklah masuk akal bahwa seorang wanita berperawakan kecil mampu
melakukan itu. Sang ibu tidak mempunyai kekuatan fisik atau otot. Tetapi ia
sesungguhnya memiliki kekuatan motivasi.
Dari cerita
tersebut terlihat bahwa motivasi dapat menjadi kemampuan atau kekuatan yang
dapat membuat seseorang melakukan apa yang pada awalnya tidak masuk akal atau
tidak mampu dikerjakan. Dengan kekuatan motivasi, seseorang dapat mencapai apa
yang diinginkannya, sebesar apapun keinginannya tersebut. Inilah
"keajaiban" motivasi.
Apakah
Motivasi Itu?
Bayangkanlah
sebuah komputer yang diciptakan dan dibangun oleh otak paling jenius yang
dimiliki sejumlah orang. Komputer yang diciptakan sebesar lapangan sepak bola.
Harganya sangat mahal. Teknologinya sangat canggih. Semua orang akan
terkagum-kagum dibuatnya. Tapi tahukah Anda bahwa setiap orang memiliki
"komputer" semacam itu dalam dirinya? Itulah otak manusia.
Namun
sayangnya, otak manusia belum seluruhnya termanfaatkan. Otak manusia yang
demikian dashyat tersebut masih "tidur". Kalangan peneliti terus
menerus mengeluarkan pernyataan bahwa sampai saat ini baru bagian amat kecil
dari otak manusia yang dipahami dan dimanfaatkan. Mungkin, pada dasawarsa ini
pengetahuan dan pemanfaatan otak manusia akan lebih optimal.
Lalu apa
hubungannya antara otak manusia dengan motivasi? Karena motivasi muncul dari
otak manusia. Motivasi merupakan salah satu kerja otak. jika otak manusia itu
ibarat komputer canggih, maka motivasi yang muncul dari otak juga
"canggih". Motivasi merupakan gabungan dari berbagai faktor yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku. Motivasi merupakan
dorongan untuk melakukan sesuatu. la mampu mendorong seseorang untuk berbuat
atau tidak berbuat. Mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat
melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan turun sesuai "perintah"
otak. Ketika motivasi meningkat, maka dorongan untuk bertingkah laku tertentu
juga meningkat Sebaliknya, ketika motivasi menurun (lemah), maka dorongan untuk
melakukan tingkah laku tertentu juga menurun.
Setiap orang
pasti memiliki motivasi. Motivasi setiap orang berbeda tingkatannya tergantung
dari stimulus (rangsangan) yang diberikan otak kepadanya. Selain berbeda
tingkatannya, motivasi juga memiliki objek (sasaran) yang berbeda bagi setiap
orang. Belum tentu setiap orang memiliki sasaran motivasi yang sama dengan
tingkatan yang sama pula. Sebagai contoh, ada orang yang termotivasi dengan
uang (terdorong melakukan sesuatu karena diberikan uang), tapi ada juga yang
tidak. Yang termotivasi dengan uangpun berbeda-beda tingkatannya,ada yang
tinggi tingkatan motivasinya, tapi ada juga yang biasa-biasa saja tingkatan
motivasinya terhadap uang.
Motivasi
juga sangat berkaitan dengan kemampuan. Hal itu karena ada kemampuan yang
terdapat pada orang yang memiliki motivasi tinggi. Sebagai misal, pernahterjadi
kecelakaan mobil yang menimpa seorang i dan bayinya. Mobil yang dikemudikan
sang ibu terbalik dan berhenti dalam posisi miring. Sang ibu sendiri terlempar
ke luar tanpa cidera berarti, sementara bayinya berada di dalam mobil persis di
bagian sisi mobil yang miring. Ketika regu penolong sampai di tempat kejadian,
sang ibu terlihat bersimpuh sambil mendekap dan menimang bayinya, yang juga
tidak cidera. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan rumah
sakit menunjukkan bahwa tulang belakang si ibu retak. Kemudian kejadiannya
menjadi jelas. Sang ibu yang berperawakan kecil itu membalikkan mobilnya ke
posisi dengan empat rodanya di bawah, lalu dengan susah payah mengeluarkan
bayinya dari dalam mobil dengan menggunakan kedua kakinya. Dalam upaya
mengeluarkan bayinya itulah tulang belakang sang ibu retak. Dalam keadaan
normal, tidaklah masuk akal bahwa seorang wanita berperawakan kecil mampu
melakukan itu. Sang ibu tidak mempunyai kekuatan fisik atau otot. Tetapi ia
sesungguhnya memiliki kekuatan motivasi.
Dari cerita
tersebut terlihat bahwa motivasi dapat menjadi kemampuan atau kekuatan yang
dapat membuat seseorang melakukan apa yang pada awalnya tidak masuk akal atau
tidak mampu dikerjakan. Dengan kekuatan motivasi, seseorang dapat mencapai apa
yang diinginkannya, sebesar apapun keinginannya tersebut. Inilah
"keajaiban" motivasi.
Berbagai
Teori tentang Motivasi
Sejak dahulu
manusia sebenarnya telah bergelut dengan motivasi. Namun baru pada dasawarsa
1950-an, konsep-konsep motivasi secara ilmiah mulai berkembang. Secara garis
besar teori motivasi terbagi menjadi dua, Teori Kepuasan/Isi (Content Theory)
dan Teori Proses (Process Theory).
1. Teori
Kepuasan (Content Theory)
Yang
termasuk teori ini adalah teori-teori yang meneliti faktor-faktor apa saja
dalam diri induvidu yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, danmenghentikan
perilaku induvidu. Diantara teori kepuasan adalah:
a. Teori
Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslov's Hkrordhy of Needs).
Teori ini
dikembangkan oleh Abraham Maslow. Maslow berpendapat ada lima tingkat kebutuhan
manusia, mulai dari kebutuhan fisiologis yang paling mendasar sampai kebutuhan
tertinggi yaitu aktualisasi diri. Menurut Maslow, induvidu akan termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan yang paling menonjol, atau paling kuat, bagi mereka
pada waktu tertentu. Kemenonjolan dari kebutuhan ini tergantung pada situasi
saat itu dan pengalaman mutakhir induvidu tersebut Dimulai dengan kebutuhan
fisik (sandang dan pangan) yang paling mendasar, maka setiap induvidu berusaha
untuk memuaskan kebutuhannya. Setelah puas, baru induvidu tersebut mempunyai
keinginan untu memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi lagi.
Yang
menarik, diakhir hidupnya Maslow mena bahkan teorinya dengan satu kebutuhan ya
berdimensi spritual. Maslow akhirnya mengak bahwa manusia tak akan puas hanya
dengan memenu kebutuhan yang berdimensi material dan duniawi. Manusia
akhirnya akan membutuhkan sesuatu yang bernilai spritual dan religius
(ketuhanan).
b. Teori X
dan Y (XY Theory)
Teori ini
dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor. la mengatakan ada dua tipe manusia, yaitu tipe
X dan tipe Y. Tipe X adalah manusia yang tidak menyukai kerja, malas, tidak
menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi. Sebaliknya, manusia
tipe Y adalah manusia yang menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab
dan dapat bekerja tanpa perlu dipaksa. Mc Gregor sendiri meyakini bahwa
pengandaian manusia tipe Y lebih valid daripada tipe X. Karena itu, ia
mengusulkan ide-ide seperti pengambilan keputusan partisipatif, pekerjaan yang
bertanggung jawab dan menantang, serta hubungan kelompok yang baik, sebagai
pendekatan yang akan memaksimalkan motivasi seseorang.
c. Teori ERG
(ERG Theory)
Teori yang
disampaikan oleh Clayton Alderfer ini berpendapat bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki. Pertama, yang paling dasar adalah
kebutuhan eksistensi (Existence), yakni kebutuhan yang dipuas¬kan oleh
faktor-faktor seperti makanan, minuman, udara, upah dan kondisi kerja. Kedua,
kebutuhan relasi (Relatedness), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan
sosial yang bermanfaat. Ketiga, kebutuhan pertumbuhan (Growth), yaitu kebutuhan
dimana induvidu merasa puas jika dapat memberikan kontribusi yang kreatif dan
produktif. Teori ERG berpendapat seperti Maslow bahwa kebutuhan tingkat lebih
rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun
halangan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke
tingkat kebutuhan yang lebih rendah.
d. Teori
Kebutuhan Mc. Gel land (Mc Clelland Theory)
Mc. Clelland
mengajukan teori motivasi yang berkaitan erat dengan konsep belajar, la
berpendapat ada tiga kebutuhan yang dapat dipelajari, yaitukebutuhan
berprestasi (need for achievement), kebutuhan berkuasa (need for power) dan
kebutuhan berafiliasi (need foraffiliation). Mc Clelland mengatakan bahwa jika
kebutuhan seseorang sangat kuat, maka motivasinya akan kuat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Sebagai misal, seseorang yang mempunyai kebutuhan
berprestasi, maka akan terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan,
dan ia akan bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut serta menggunakan
keahliannya untuk mencapainya.
e. Teori
Motivasi-Higiene (Hygiene-Motivation Theory)
Frederick
Herzberg mengemukakan dua faktor tentang motivasi. Faktor itu adalah faktor
yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yangmembuat orang puas. Faktor
yang me tidak puas lebih disebabkan faktor higiene (ekstrinsik), yaitu kondisi
di luar induvidu, seperti upah, jaminan kerja, status, pergaulan, hubungan
atasan/bawahan, dan lain-lain. Sedang faktor yang membuat orang puas adalah
faktor motivator (intrinsik), yaitu yang berasal dari dalam induvidu itu
sendiri, seperti tantangan,rasa berprestasi,minat, rasa tanggung jawab,dan
aktualisasi diri. Model Herzberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah
konsep berdimensi satu. Diperlukan dua variabel untuk menafsirkan kepuasan
kerja secara tepat . Artinya, untuk mencapai motivasi optimum dibutuhkan dua
kondisi intrinsik dan ekstrinsik yang sama-sama memuaskan.
2. Teori
Proses (Process Theory)
Teori ini
menguraikan dan menganalisa bagaimana perilaku digerakkan, didukung dan
dihentikan. Yang termasuk teori ini diantaranya :
a. Teori
Harapan (Expectancy Theory)
Dalam
teorinya, Victor Vroom menyatakan bahwa orang memilih cara bertingkah laku
tertentu berdasarkan harapan akan apa yang akan diperoleh dari setiap
tindakannya. Semakin kuat harapannya,semakin tinggi motivasi untuk bertindak.
Sebaliknya, semakin kecil harapannya, semakin menurun motivasi untuk melakukan
tindakan tertentu.
b. Teori
Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)
Teori ini
memusatkan pada proses penentuan sasaran diri mereka sendiri. Menurut Edwin
Locke, penggagasnya, manusia cenderung untuk menentukan sasaran dan berjuang
keras untuk mencapainya. Namun hal ini hanya akan memotivasi jika sasaran
tersebut diterima olehnya, jelas, dan terdapat harapan yang cukup besar untuk
dapat dicapai. Penelitian menujukkan, semakin spesifik dan menantang suatu
sarasan, maka semakin efektif untuk memotivasi orang atau kelompok.
c. Teori
Penguatan (Reinforcement Theory)
Dikemukaan
oleh B.F. Skinner, yang mengatakan bahwa tingkah laku dengan konsekuensi
positif (penghargaan) cenderung akan diulang. Sebaliknya, tingkah laku dengan
konsekuensi negatif (hukuman) cenderung untuk tidak diulang.
d. Teori
Keadilan (Equity Theory)
Teori yang
digagas oleh J. Stacy Adam ini mengasumsikan bahwa seseorang membandingkan
usaha mereka dengan orang lainnya dalam situasikerja yang sama. Teori ini
mengatakan bahwa orang dimotivasi untuk diperlakukan secara adil. Bila ia
merasa diperlakukan tidak adil, maka motivasinya akan menurun. Sebaliknya jika
merasa diperlakukan adil, maka motivasinya akan bertambah.
Sekarang
ini, penerapan motivasi telah mengalami berbagai modifikasi. Para ahli yang
bergelut dalam bidang praktisi motivasi telah membuat berbagai kiat agar teori
motivasi menjadi mudah digunakan. Namun dasarnya tetap sama, yakni berdasarkan
berbagai teori yang telah dikemukaan di atas.
Teori amat
berguna untuk diketahui dalam rangka menerapkan suatu aplikasi tertentu di
lapangan. Namun teori bukanlah segalanya, la masih dapat diperdebatkan,
dipertentangkan dan diabaikan, la tidak bernilai mutlak. Karena itu,
penerapannya perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar